Kekerasan Berlanjut, Presiden Suriah Berpidato Hari Ini
HELDNEWS.com -, Damaskus - Pasukan keamanan Suriah menembakkan gas air mata terhadap ribuan pendemo kemarin di Deraa, yang menuntut Presiden Bashar al-Assad lengser, pada kerusuhan terburuk dalam 11 tahun kekuasaan sang presiden. Assad bakal berpidato hari ini untuk mencoba mengurangi krisis. Ia diperkirakan mengakhiri pemberlakuan keadaan darurat selama hampir 50 tahun.
Suriah diguncang demonstrasi hampir dua pekan, yang mulai meletup di kota pertanian Deraa dan meledak ke seantero negeri pada Jumat pekan lalu saat polisi mulai menembaki demonstran di sedikitnya enam lokasi. Menurut lembaga Human Rights Watch, jumlah korban mencapai sedikitnya 61 orang tewas sejak 18 Maret lalu.
Para saksi mata di Deraa menyebutkan, hampir 4.000 orang turun ke jalan kemarin untuk menyerukan kebebasan politik. Pasukan keamanan dilaporkan meluncurkan gas air mata ke arah kerumunan dan menembakkan senjata ke udara untuk membubarkan para pendemo.
Abu Tamam, warga Deraa, mengatakan para polisi dan tentara tampak "hampir setiap meter". Warga lain dari suku Jawabra menyebutkan, para penembak jitu sudah mengambil posisi di gedung-gedung penting. "Tak ada ruang gerak," ujarnya sebelum aksi protes dimulai. Adapun televisi Suriah membantah tudingan bahwa tentara telah menembaki demonstran.
Di kota pelabuhan utama Latakia, kelompok-kelompok bersenjata muncul dan mengancam eskalasi kekerasan. Warga pun mengambil senjata dan bercokol di pos-pos jaga. Warga mengawal kampungnya untuk menghadapi kelompok yang mereka sebut para pria bersenjata tak dikenal yang mengancam jalanan dan memburu senapan.
Di Damaskus, Wakil Presiden Suriah Shara mengatakan Presiden Assad bakal mengumumkan keputusan penting yang akan "memenuhi kehendak rakyat Suriah" hari ini. Assad, 45 tahun, mengerahkan tentara ke Latakia mulai Sabtu lalu, yang menyiratkan soal kemampuan polisi menjaga kestabilan di sana.
Televisi pemerintah pada Ahad lalu menyiarkan jalanan di Latakia dipenuhi pecahan gelas, barikade, dan dua bus yang hangus terbakar. Assad sebelumnya berjanji menjamin kebebasan politik dan kemerdekaan media, tapi hal itu gagal meredam gerakan protes, yang kini sudah memasuki hari ke-12.
Sementara itu, dari Ankara, Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan berharap Presiden Assad tak memberinya "suatu jawaban negatif" ketika ia mendesak Assad agar mendengarkan suara rakyatnya dalam dua kali perbincangan telepon. Sebelum melawat ke Irak kemarin, Erdogan mengatakan ia menyarankan Assad agar memenuhi tuntutan ribuan rakyat yang berdemo di seantero Suriah. "Kami harap upaya-upaya itu segera diterapkan ketimbang dijanjikan."
AP | Reuters | BBC | Dwi Arjanto